Kebiasaan Fotografer Wedding

IMG_8393.jpg
Wedding Imelsa Heny P. Photo by : @annasnurazis22

Nah, kali ini aku pengen cerita soal hiruk pikuk cah wedding itu gimana to nek kerja, susah sedihnya apa, sebenarnya saya akan bercerita secara pengalaman pribadi saja, apa aja yang pernah saya alami soal susah sedihnya. Mengawali profesi menjadi tukang foto nikahan sudah lebih dari 4 tahun yang lalau, yang alhamdulillah mulai dari tahun lalu mulai rame job soal wedding, beda klien beda pula harapan yang di inginkan, beda pula penanganan yang akan kami berikan. bercerita soal hal umum wedding adalah begini , tak bikin daftar aja ya, biar kayak di hippwie gitu :

  1. Bangun Pagi
    Saya sebagai tukang foto wedding harus bisa menyesuaikan acara klien, misal acara ijab jam 8 pagi berarti makeup jam 7 harus udah beres, berarti makeup di mulai 2 atau 3 jam sebelum jam 7, tak jarang kami sebagai fotogafer wedidng sudah harus sampai di lokasi jam 5.00 pagi atau jam setengah 5 atau bahkan bisa lebih pagi lagi. jadi tuhh, kalian yang masih molor di rumah jam segitu, kita udah bangun buat mencari rejeki.hihi..
  2. Pendekatan
    Saya pribadi kadang ada klien yang memang belum pernah kenal sama sekali, artinya itu klien bukan teman kita, sodara kita, atau temen dari temenya kita, pokoknya gag kenal, nah di sisi seperti ini arti “SOK KENAL” harus wajib kita punya, memang beberapa hari atau bulan biasanya kita dah meetup dulu sama klien buat ngobrolin konsep dan keinginan nya seperti apa, nah kadang baru 2 kali ketemu,chat di medsos , dan pertama ketemu pas meetup buat bicarain konsep, kedua pas hari H nikah, kadang gitu juga ada, bukan berarti caper sih yak, intinya gini, di sisi seperti ini kita harus bisa bikin klien nyaman dengan kita, yang awalnya belum kenal, kita harus akrab secara cepat hari itu juga, bukan cuma sama klien siapa yang bayar kita, tapi dengan orang tua klien dan sodara lainya juga, kita pnengen mengatur soal foto sama klien,tapi ketika klien gag nyaman sama kita mungkin dia males juga buat di foto, jadi DEKET sama klien dan bikin  nayaman klien itu point penting . ( disini saya belajar banyak sama mas Julian Somadewa )
  3. Kondisi Lapangan
    Di Setiap kali motret acara pernikahan pasti tempatnya selalu beragam, ada yang rumah klien punya halaman oke buat motret, misal pepohonan depan rumah mendukung buat backround photo, ada pula rumah klien yang tinggal di perumahan, jadi kurang ada pepohonan buat motret, disini kita sebagai tukang foto harus banyak inisiatif, atau bahkan kalau tidak ada pilihan lain kita bisa bikin studio dadakan asal ada tembok putih, biasanya saya dan teman teman ketika menunggu makeup slesai, sudah menentukan spot spot mana yang akan nanti menjadi foto si pengantin setelah makeup slesai, atau(sesi foto pengantian sebelum melepas masa lajang), nah bagi saya hal ini penting, tidak menunggu slesai di makeup baru befikir soal tempat, tapi ketika makeup slesai kita sudah menempatkan diri klien dimana kita motret, hal ini membuat kita menyingkat waktu pemotretan, dan acara berjalan lancar,tapi kita sudah dapet foto yang kita inginkan juga.
  4. Vendor Makeup Tidak Sehati
    Point ini bisa di temukan semua temen temen fotogarfer wedding, hihi, sebenarnya kurang enak hati rasanya bercerita, nanti jadi cibiran, tapi saya pengen ambil sisi postifinya, jadi terkadang saya pribadi tak jarang bertemu dengan perias pilihan klien yang kurang bisa sehati dengan kita sebagai fotogarafer, artinya kita kurang di beri waktu untuk bisa motret prosesi saat makeup, atau bahkan sama sekali gag boleh ambil foto pas makeup, ada juga yang begitu, mungkin di lihat dari sisi perias pengen gag terganggu kerjaanya, atau biar bisa konsentrasi biar cepet slesai, disisi lain kami sebagai fotogarfer juga pengen mengambil moment prosesi makeup karena itu juga kebutuhan klien. kondisi seperti ini kita harus tetep kreatif gimana caranya makeup bisa ke ambil kalau ketemu sama perias yang kurang sehati sama kita, kita bikin cara nanti setelah makeup slesai dan ganti baju, biasanya kita sebagai tukang foto inisiatif minta si perias buat pura pura makeup lagi, jadi kayak lagi makeupin tapi sebenarnya engk, atau lagi nglipstikin lagi (gimana nulisnya biar enak di baca), kalau si perias tep gag mau,  kebangetan, soalnya saya belum pernah nemu yang sapai sebegitunya,hihi.